Saturday, October 3, 2015

Tanpa modal kuat, bisnis kreatif seperti GO-JEK rawan dirampas asingt


Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf mengatakan, dalam kondisi ekonomi sulit seperti saat ini, sektor berbasis ide menjadi jalan keluar untuk pertumbuhan. Namun, sektor ekonomi kreatif yang berbasis ide ini masih menemui kendala di Indonesia, yakni permodalan.

"Ekonomi kreatif, dalam suasana pelemahan ekonomi suatu negara, biasanya bidang-bidang ekonomi kreatif yang jadi andalan, tulang punggung," kata Triawan di Menara Merdeka, Jalan Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat, Senin (28/9).

Menurut Triawan, tanpa permodalan kuat, maka industri kreatif potensial nasional rawan direbut pihak asing. "Ada 16 subsektor: arsitektur, kuliner, fashion, musik, perfilman, desain grafis, desain produk fotografi. Mereka pusing ngurusin soal pembiayaan. Karena tanpa permodalan, akan stuck, akan dibeli oleh asing," ungkap Triawan.

Triawan mencontohkan GOJEK sebagai salah satu pelaku industri kreatif berbasis aplikasi. Triawan menjelaskan, GOJEK adalah suatu gagasan yang memanfaatkan teknologi.

"Banyak yang disebut hak kekayaan intelektual, intellectual property. Misal GO-JEK, itu gagasan, ide di mana valuasi perusahaan itu tinggi sekali sekarang, jadi banyak yang mau biayai. Mereka 5 tahun lalu belum untung," ungkap Triawan.

Triawan mengatakan, potensi ekspor ekonomi kreatif di dunia valuasinya dua kali lipat dibandingkan ekspor minyak Arab Saudi.

"Kita sudah sedikit terlambat, tapi dengan adanya Badan Ekonomi Kreatif dan koordinasi, kita bisa akselerasi," tutupnya.

No comments:

Post a Comment